blog ini dibuat oleh:
·
Dina
Pangestu (2016121373)
·
Dinda
Faradila (2016122256)
·
Ferdi
Firdaus (2016120832)
·
Gatriel
Desi (2016121489)
·
Inggrid
Ragita (2016121515)
pada bagian kali ini kami akan membahas materi tentang aktiva tetap-berwujud, semoga bermanfaat :)
AKTIVA TETAP –
Berwujud (Tangible – Assets)
Pengertian
Aktiva Tetap
Dalam akuntansi aktiva
tetap berwujud, meliputi aktiva-aktiva yang memiliki bentuk fisik dan digunakan
dalam operasi normal perusahaan, serta mempunyai kegunaan dalam operasi normal
perusahaan, serta mempunyai kegunaan yang relatif permanen.
Karakteristik aktiva
tetap berwujud:
1.
Memiliki bentuk fisik
2.
Digunakan secara aktif dalam kegiatan
normal perusahaan
3.
Dimiliki tidak sebagai investasi
(penanaman modal) dan tidak diperdagangkan
4.
Memiliki jangka waktu kegunaan (umur)
relatif permanen (lebih dari satu periode akuntansi/lebih dari satu tahun)
5.
Memberikan manfaat di masa yang akan
dating
Contoh aktiva tetap
berwujud berupa:
Tanah, bangunan, mesin
dan alat-alat pabrik; mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat
transport.
Aktiva tetap berwujud
dibedakan menjadi 3 golongan:
1.
Aktiva tetap yang umur atau masa
kegunaannya tidak terbatas
Terhadap
golongan ini tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena
manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya selama jangka
waktu yang tidak terbatas.
Contoh:
tanah untuk bangunan, pabrik dan kantor; tanah untuk pertanian
2.
Aktiva tetap yang umur atau masa
kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa
kegunaannya telah berakhir.
Karena
manfaat yang diberikan di dalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau
terbatas jangka waktunya, maka terhadap harga perolehan aktiva ini harus
disusut selama masa kegunaannya.
Contoh:
bangunan, mesin dan alat-alat pabrik; mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan
alat-alat transport.
3.
Aktiva tetap yang umur atau kegunaannya
terbatas dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya
telah habis.
Contoh:
sumber alam; tambang & hutan.
Sumber
alam akan habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut oleh karena itu
harga perolehan aktiva sumber alam harus dialokasikan kepada periode-periode di
mana sumber-sumber itu memberikan hasilnya.
Akuntansi
atas aktiva tetap secara umum dibagi atas tiga, yaitu:
1. Akuntansi
saat perolehan (accounting for acquisition of plant assets)
2. Akuntansi
saat pengunaan (accounting for usage of plant assets)
3. Akuntansi
saat pelepasan (accounting for disposal of plant assets)
PENENTUAN
HARGA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap harus
dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi semua pengeluaran
yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar
aktiva siap digunakan.
Harga perolehan diukur
dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi secara tunai. Jika harga
perolehan sudah ditetapkan, maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar
untuk akuntansi selama masa pemakaian yang bersangkutan. Akuntansi tidak
mengakui harga pasar atau harga pengganti.
Penerapan prinsip harga
perolehan untuk aktiva tetap:
1.
Tanah
Harga
perolehan tanah meliputi:
a. Harga
beli tunai tanah
b. Biaya
balik nama
c. Komisi
perantara
d. Pajak
atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli
2.
Perbaikan Tanah
Harga
perolehan perbaikan tanah meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sampai
perbaikan siap untuk digunakan.
3.
Gedung
Bila
gedung dimiliki melalui pembelian maka harga perolehannya meliputi:
Harga
beli, biaya notaris, dan komisi perantara.
Bila
gedung dibangun sendiri, harga perolehannya meliputi: semua pengeluaran untuk
membuat gedung, termasuk izin mendirikan bangunan, instalasi listrik dan air.
4.
Peralatan
Harga
perolehannya terdiri dari: harga beli tunai, biaya pengangkutan, dan biaya
asuransi selama dalam pengangkutan.
Termasuk
juga pengeluaran untuk: bea balik nama kendaraan
KONSEP DEPRESIASI AKTIVA TETAP
Depresiasi
adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama
manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
Depresiasi
adalah proses pengalokasian harga perolehan bukan proses penilaian aktiva.
Latar
belakang dilakukannya depresiasi adalah:
Kemampuan
suatu aktiva untuk menghasilkan pendapatan dan jasa semakin menurun, baik
secara fisik dan fungsinya. Pengakuan atas depresiasi aktiva tetap tidak
berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aktiva lama dengan aktiva yang
baru.
Saldo
rekening Akumulasi Depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang telah
dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun.
METODE DEPRESIASI
Depresiasi
dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metode-metode berikut:
1. Garis
Lurus (straight-line method)
2. Saldo
Menurun (declining balance method)
3. Jumlah
angka-angka tahun (sum-of-the-years-digits
method)
4. Satuan
kegiatan
Depresiasi periodik
didasarkan pada tiga
faktor berikut:
1.
Harga perolehan
2.
Nilai
residu
3.
Masa
manfaat
Harga perolehan adalah: nilai suatu aktiva
tetap yaitu harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sampai
aktiva tersebut dapat digunakan atau dipakai untuk kegiatan operasional perusahaan.
Suatu
aktiva tetap tidak akan dicatat atau diakui dalam catatan akuntansi perusahaan
jika aktiva tetap tersebut belum atau tidak dapat digunakan dalam kegiatan
operasional normal perusahaan.
Nilai
residu adalah: taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva
tersebut.
Masa
manfaat adalah: jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.
Metode Garis Lurus (straight line)
Dalam
metode ini beban
depresiasi periodik sepanjang masa pemakaian aktiva adalah sama besarnya.
Rumus yang dipakai adalah sebagai
berikut:
NILAI AKTIVA TETAP (100%) ÷ MASA MANFAAT = TARIF DEPRESIASI (%) per tahun
Harga perolehan
didepresiasi adalah harga perolehan dikurangi dengan nilai residu.
Contoh perhitungan
metode garis lurus:
-
PT. LATIFAH telah mendatangkan sebuah
mesin cetak digital seharga Rp30.000.000,00. Mesin tersebut di atas
diperkirakan akan berumur 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp5.000.000,00.
-
Kapasitas produksi total cetak mesin
1.000.000 unit
-
Produksi aktual tahun 1 sebesar 250.000
unit
-
Produksi aktual tahun 2 sebesar 230.000
unit
-
Produksi aktual
tahun
3 sebesar 210.000 unit
-
Produksi aktual tahun 4 sebesar 170.000
unit
-
Produksi aktual tahun 5 sebesar 140.000
unit
Unit
menghitung besarnya berapa beban penyusutan per tahun adalah sebagai berikut:
Tarif depresiasi = 100%
: 5 tahun
= 20% / tahun
Beban depresiasi =
Harga perolehan didepresiasi x tarif depresiasi
= (30.000.000 –
5.000.000) x 20%
= 25.000.000 x 20%
= 5.000.000 / tahun
Apabila kita buat tabel
jadwal depresiasinya adalah sebagai berikut:
Tahun
|
Harga Perolehan
Didepresiasi
|
Tarif Depresiasi
|
Beban
Depresiasi
|
Akumulasi Depresiasi
|
Nilai Buku
|
1
|
25.000.000
|
20%
|
5.000.000
|
5.000.000
|
25.000.000
|
2
|
25.000.000
|
20%
|
5.000.000
|
10.000.000
|
20.000.000
|
3
|
25.000.000
|
20%
|
5.000.000
|
15.000.000
|
15.000.000
|
4
|
25.000.000
|
20%
|
5.000.000
|
20.000.000
|
10.000.000
|
5
|
25.000.000
|
20%
|
5.000.000
|
25.000.000
|
5.000.000
|
Metode Saldo Menurun (double declining balance)
Pada metode ini biaya
depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun, hal ini terjadi karena
perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku (harga
perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun
dari tahun ke tahun.
Tarif depresiasi yang
sering digunakan adalah tarif metode garis lurus yang dikalikan dua, sehingga
metode ini sering disebut sebagai metode saldo menurun ganda (double declining
balance method)
Rumus yang digunakan
sebagai berikut:
Nilai
Buku pada Awal Tahun x Tarif
Depresiasi (%) = Biaya
Depresiasi
Oleh karena metode
saldo menurun ganda menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada
tahun-tahun awal, maka metode ini sering disebut sebagai metode depresiasi
dipercepat.
Metode
Jumlah Angka-angka Tahun (sum of the year
digits)
Metode ini juga akan
menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan
semakin kecil pada tahun-tahun akhir (metode depresiasi yang dipercepat)
Metode ini disebut
sebagai jumlah angka-angka tahun karena depresiasinya didasarkan pada suatu
pecahan yang:
1.
Pembilangnya adalah tahun-tahun
pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak awal tahun ini
2.
Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun
sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian yang terakhir
Rumus:
Harga Perolehan Awal
Tahun x Pecahan Angka-angka Tahun = Biaya Depresiasi
Untuk aktiva yang
ditaksir akan berumur 5 tahun, maka jumlah angka-angka tahunnya adalah
1+2+3+4+5 = 15
Depresiasi per tahun
dihitung dengan mengalikan harga perolehan didepresiasi dengan pecahan metode
angka-angka tahun.
Metode
Satuan Kegiatan (units of activity)
Dalam metode ini, masa
pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu melainkan dengan jumlah
satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode ini
cocok digunakan dalam depresiasi mesin pabrik. Metode ini sering juga disebut
sebagai metode satuan hasil.
Rumus:
Harga Perolehan
Didepresiasi : Jumlah Satuan Kegiatan = Biaya Depresiasi per Satuan
Biaya Depresiasi per
Satuan x Jumlah Kegiatan Tahun Ini = Biaya Depresiasi
AKUNTANSI
UNTUK PENGHENTIAN AKTIVA TETAP
Penghentian aktiva
tetap terjadi pada saat aktiva tetap belum habis masa manfaatnya maupun pada
saat masa manfaatnya tersebut telah habis. Jika aktiva tetap telah habis masa
manfaatnya berarti pada saat penghentian aktiva tetap tersebut telah disusutkan
secara penuh.
Bila aktiva tetap
dihentikan sebelum masa manfaatnya habis atau selesai, maka akan timbul adanya
laba atau rugi akibat penghentian tetap tersebut. Penghentian aktiva tetap
sebelum habis masa manfaatnya dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dijual
atau ditukar dengan aktiva tetap lain.
Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang
dijual sebelum masa ekonomisnya akan diperoleh laba (gain) atau rugi (loss)
dari penjualan aktiva tersebut. Laba atau rugi dari penjualan aktiva tetap
dihitung dengan cara membandingkan antara harga jual dengan nilai buku (book value) aktiva tetap pada saat
dijual. Jika harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku maka yang
terjadi adalah laba, sebaliknya bila harga jual lebih rendah dibandingkan
dengan nilai buku maka akan diperoleh rugi. Dan apabila harga jual dan nilai
buku besarnya sama maka tidak akan terjadi laba maupun rugi.
Contoh: Suatu aktiva
tetap yaitu sepeda motor, pada tanggal 1 Desember 2008 dilihat catatan
akuntansinya ternyata telah disusutkan sebesar Rp7.500.000. Dahulu pada waktu
dibeli sepeda motor tersebut memiliki harga perolehan sebesar Rp12.500.000.
Andaikata sepeda motor tersebut dijual pada harga:
a.
Rp6.000.000
b.
Rp5.000.000
c.
Rp4.000.000
Apakah yang akan terjadi? Laba, rugi, atau impas?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat kita hitung sebagai berikut:
Harga jual
Rp6.000.000
Harga perolehan sepeda motor Rp12.500.000
Akumulasi depresiasi Rp7.500.000
Nilai buku Rp5.000.000
---------------- +
(Rp5.000.000)
------------------ +
Laba
Penjualan Sepeda Motor
Rp1.000.000
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas
Rp6.000.000
Ak. Depresiasi sepeda motor Rp7.500.000
Sepeda motor Rp12.500.000
Laba penjualan sepeda motor Rp1.000.000
Harga Jual Rp5.000.000
Harga perolehan sepeda motor Rp12.500.000
Akumulasi depresiasi Rp7.500.000
Nilai buku Rp5.000.000
---------------- +
(Rp5.000.000)
------------------
+
Laba (rugi) Penjualan Sepeda Motor Rp0
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas 5.000.000
Ak. Depresiasi sepeda motor 7.500.000
Sepeda
Motor
12.500.000
Harga jual Rp4.000.000
Harga perolehan sepeda motor Rp12.500.000
Akumulasi depresiasi Rp7.500.000
Nilai Buku Rp5.000.000
------------------ +
(Rp5.000.000)
------------------
+
Rugi Penjualan Sepeda Motor (Rp1.000.000)
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas 4.000.000
Ak. Depresiasi sepeda motor 7.500.000
Rugi penjualan sepeda motor 1.000.000
Sepeda
Motor 12.500.000
Pertukaran Aktiva Tetap
Pertukaran aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
1. Pertukaran
Aktiva Tetap Sejenis
Pertukaran ini dilakukan antara aktiva
tetap yang sejenis saja dan berfungsi sama. Pertukaran aktiva tetap sejenis
bila terjadi laba karena pertukaran ini, maka tidak akan diakui. Namun bila
yang terjadi adalah rugi maka harus diakui.
2. Pertukaran
Aktiva Tetap Tidak Sejenis
Pertukaran ini merupakan pertukaran
aktiva tetap yang secara fungsi berbeda.
Dalam pertukaran tidak sejenis, bila terjadi laba pertukaran dan rugi
pertukaran akan diakui dan dicatat dalam akuntansi.
AKTIVA
TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSET)
Basic
Aktiva tetap tak berwujud yang bahasa Inggrisnya
Intangible Asset merupakan aktiva tetap yang secara fisik tidak dapat dilihat
bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.
Contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset)
Berikut adalah contoh-contoh aktiva tetap tak
berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha:
a.
Hak
Sewa (Lease Hold)
Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva
tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan
kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa
dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alas an:
· Hak
sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas
sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat
kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
· Manfaat
yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa akan dinikmati
oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
Melihat batasan (bisa
dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas kejadian sewa,
apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai biaya sewa.
b.
Organization
Cost
Adalah pengeluaran-pengeluaran
perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up perusahaan sebelum beroperasi,
contohnya: pembayaran kepada notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan
aktiva tak berwujud karena atas pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh
manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih
beroperasi.
c.
Perizinan
(Permit & Licences)
Perizinan adalah hak perusahaan yang
diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Izin-izin perusahaan tentu
ada jangka waktunya dan jika masa berlakunya telah habis maka izin tersebut
harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian izin usaha atau aktivitas
tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30
tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu, izin diakui sebagai
aktiva tetap tak berwujud.
d.
Hak
Paten
Hak paten adalah hak yang diperoleh atas
suatu penemuan tertentu. Di mana atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh
manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Penemuan
tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau sistem,
atau cara tertentu.
e.
Merk
Dagang (Trade Mark)
Merk dagang (trade mark) yang biasa disingkat TM, adalag hak yang diperoleh atas
suatu merk komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk,
simbol, atau kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu.
f.
Hak
Penggandaan (Copyright)
Copyright
adalah hak yang diberikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah,
puisi, novel, maupun lirik lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau
skenario film tertentu. Copyright
meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.
g.
Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk
melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti
pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha
tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.
h.
Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan
tertentu yang dimiliki oleh perusahaan yang oleh karenanya menjadi dinilai
lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keistimewaan tersebut bisa karena perusahaan
memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus menghasilkan suatu produk unggul
yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.
Catatan penting: Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu
transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh
pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa berupa: penjualan perusahaan,
bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuisisi.
Perlakuan
Akuntansi Aktiva Tetap Tak Berwujud
Pada
dasarnya permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud (intangible asset) sama saja dengan
aktiva tetap berwujud, yaitu:
1.
Perolehan
(Acquisition Cost)
Sama halnya dengan Tangible Asset,
perolehan atas Intangible Asset juga dicatat sebesar nilai faktur ditambah
dengan pengeluaran-pengeluaran yang menyertainya.
2.
Pengeluaran-Pengeluaran
setelah perolehan (Expenditures)
Jika terjadi pengeluaran-pengeluaran
setelah perolehan, maka konsep kapitalisasi maupun pembebanannya sama saja
dengan tangible asset (aktiva tetap berwujud).
3.
Amortisasi
(Amotization)
Amortisasi adalah pengalokasian harga
perolehan ke beban usaha (biaya), yang pada aktiva tetap dikenal dengan
depresiasi (penyusutan). Penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama
saja dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja
dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas penyusutan aktiva tetap
berwujud.
Hal penting yang perlu diketahui:
·
Amortisasi kebanyakan merupakan biaya
usaha dan jarang digolongkan ke dalam harga pokok produksi, kecuali merk dagang
yang memang digolongkan ke dalam kelompok harga pokok penjualan.
·
Amortisasi lebih baik jika dihitung
menggunakan metode garis lurus saja, karena pada dasarnya intangible asset
tidak dipengaruhi, bahkan tidak ada hubungannya dengan output produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
4.
Pelaporan
(disclosure)
Intangible asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah dikurangi akumulasi
amortisasinya. Akumulasi amortisasi tidak pernah dimunulkan di dalam neraca.