Selasa, 11 Juli 2017

AKTIVA TETAP – Berwujud


blog ini dibuat oleh:
·         Dina Pangestu                    (2016121373)
·         Dinda Faradila                   (2016122256)             
·         Ferdi Firdaus                      (2016120832)
·         Gatriel Desi                        (2016121489)
·         Inggrid Ragita                    (2016121515)

pada bagian kali ini kami akan membahas materi tentang aktiva tetap-berwujud, semoga bermanfaat :)
AKTIVA TETAP – Berwujud (Tangible – Assets)

Pengertian Aktiva Tetap
Dalam akuntansi aktiva tetap berwujud, meliputi aktiva-aktiva yang memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam operasi normal perusahaan, serta mempunyai kegunaan dalam operasi normal perusahaan, serta mempunyai kegunaan yang relatif permanen.

Karakteristik aktiva tetap berwujud:
1.      Memiliki bentuk fisik
2.      Digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan
3.      Dimiliki tidak sebagai investasi (penanaman modal) dan tidak diperdagangkan
4.      Memiliki jangka waktu kegunaan (umur) relatif permanen (lebih dari satu periode akuntansi/lebih dari satu tahun)
5.      Memberikan manfaat di masa yang akan dating
Contoh aktiva tetap berwujud berupa:
Tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik; mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat transport.

Aktiva tetap berwujud dibedakan menjadi 3 golongan:
1.       Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas
Terhadap golongan ini tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas.
Contoh: tanah untuk bangunan, pabrik dan kantor; tanah untuk pertanian

2.       Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir.
Karena manfaat yang diberikan di dalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau terbatas jangka waktunya, maka terhadap harga perolehan aktiva ini harus disusut selama masa kegunaannya.
Contoh: bangunan, mesin dan alat-alat pabrik; mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat transport.

3.       Aktiva tetap yang umur atau kegunaannya terbatas dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah habis.
Contoh: sumber alam; tambang & hutan.
Sumber alam akan habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut oleh karena itu harga perolehan aktiva sumber alam harus dialokasikan kepada periode-periode di mana sumber-sumber itu memberikan hasilnya.

Akuntansi atas aktiva tetap secara umum dibagi atas tiga, yaitu:
1.       Akuntansi saat perolehan (accounting for acquisition of plant assets)
2.       Akuntansi saat pengunaan (accounting for usage of plant assets)
3.       Akuntansi saat pelepasan (accounting for disposal of plant assets)










PENENTUAN HARGA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap digunakan.
Harga perolehan diukur dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi secara tunai. Jika harga perolehan sudah ditetapkan, maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar untuk akuntansi selama masa pemakaian yang bersangkutan. Akuntansi tidak mengakui harga pasar atau harga pengganti.

Penerapan prinsip harga perolehan untuk aktiva tetap:
1.       Tanah
Harga perolehan tanah meliputi:
a.       Harga beli tunai tanah
b.      Biaya balik nama
c.       Komisi perantara
d.      Pajak atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli
2.       Perbaikan Tanah
Harga perolehan perbaikan tanah meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sampai perbaikan siap untuk digunakan.
3.       Gedung
Bila gedung dimiliki melalui pembelian maka harga perolehannya meliputi:
Harga beli, biaya notaris, dan komisi perantara.
Bila gedung dibangun sendiri, harga perolehannya meliputi: semua pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk izin mendirikan bangunan, instalasi listrik dan air.
4.       Peralatan
Harga perolehannya terdiri dari: harga beli tunai, biaya pengangkutan, dan biaya asuransi selama dalam pengangkutan.
Termasuk juga pengeluaran untuk: bea balik nama kendaraan


KONSEP DEPRESIASI AKTIVA TETAP
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan bukan proses penilaian aktiva.

Latar belakang dilakukannya depresiasi adalah:
Kemampuan suatu aktiva untuk menghasilkan pendapatan dan jasa semakin menurun, baik secara fisik dan fungsinya. Pengakuan atas depresiasi aktiva tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aktiva lama dengan aktiva yang baru.
Saldo rekening Akumulasi Depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun.

METODE DEPRESIASI
Depresiasi dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metode-metode berikut:
1.       Garis Lurus (straight-line method)
2.       Saldo Menurun (declining balance method)
3.       Jumlah angka-angka tahun (sum-of-the-years-digits method)
4.       Satuan kegiatan
Depresiasi periodik didasarkan pada tiga faktor berikut:
1.       Harga perolehan
2.       Nilai residu
3.       Masa manfaat
Harga perolehan adalah: nilai suatu aktiva tetap yaitu harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut dapat digunakan atau dipakai untuk kegiatan operasional perusahaan.
Suatu aktiva tetap tidak akan dicatat atau diakui dalam catatan akuntansi perusahaan jika aktiva tetap tersebut belum atau tidak dapat digunakan dalam kegiatan operasional normal perusahaan.
Nilai residu adalah: taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva tersebut.
Masa manfaat adalah: jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.

Metode Garis Lurus (straight line)
Dalam metode ini beban depresiasi periodik sepanjang masa pemakaian aktiva adalah sama besarnya.
Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
   NILAI AKTIVA TETAP (100%)  ÷  MASA MANFAAT  = TARIF DEPRESIASI (%) per tahun
Harga perolehan didepresiasi adalah harga perolehan dikurangi dengan nilai residu.
Contoh perhitungan metode garis lurus:
-          PT. LATIFAH telah mendatangkan sebuah mesin cetak digital seharga Rp30.000.000,00. Mesin tersebut di atas diperkirakan akan berumur 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp5.000.000,00.
-          Kapasitas produksi total cetak mesin 1.000.000 unit
-          Produksi aktual tahun 1 sebesar 250.000 unit
-          Produksi aktual tahun 2 sebesar 230.000 unit
-          Produksi aktual tahun 3 sebesar 210.000 unit
-          Produksi aktual tahun 4 sebesar 170.000 unit
-          Produksi aktual tahun 5 sebesar 140.000 unit
Unit menghitung besarnya berapa beban penyusutan per tahun adalah sebagai berikut:
Tarif depresiasi   = 100% : 5 tahun
                            = 20% / tahun
Beban depresiasi = Harga perolehan didepresiasi x tarif depresiasi
                            = (30.000.000 – 5.000.000) x 20%
                            = 25.000.000 x 20%
                            = 5.000.000 / tahun


Apabila kita buat tabel jadwal depresiasinya adalah sebagai berikut:
Tahun
Harga Perolehan Didepresiasi
Tarif Depresiasi
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Nilai Buku
1
25.000.000
20%
5.000.000
5.000.000
25.000.000
2
25.000.000
20%
5.000.000
10.000.000
20.000.000
3
25.000.000
20%
5.000.000
15.000.000
15.000.000
4
25.000.000
20%
5.000.000
20.000.000
10.000.000
5
25.000.000
20%
5.000.000
25.000.000
5.000.000


Metode Saldo Menurun (double declining balance)
Pada metode ini biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun, hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun.
Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif metode garis lurus yang dikalikan dua, sehingga metode ini sering disebut sebagai metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
Rumus yang digunakan sebagai berikut:


Nilai Buku pada Awal Tahun x Tarif Depresiasi (%) = Biaya Depresiasi            



Oleh karena metode saldo menurun ganda menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal, maka metode ini sering disebut sebagai metode depresiasi dipercepat.

Metode Jumlah Angka-angka Tahun (sum of the year digits)
Metode ini juga akan menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun akhir (metode depresiasi yang dipercepat)
Metode ini disebut sebagai jumlah angka-angka tahun karena depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan yang:
1.      Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak awal tahun ini
2.      Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian yang terakhir
Rumus:
Harga Perolehan Awal Tahun x Pecahan Angka-angka Tahun = Biaya Depresiasi
Untuk aktiva yang ditaksir akan berumur 5 tahun, maka jumlah angka-angka tahunnya adalah 1+2+3+4+5 = 15
Depresiasi per tahun dihitung dengan mengalikan harga perolehan didepresiasi dengan pecahan metode angka-angka tahun.

Metode Satuan Kegiatan (units of activity)
Dalam metode ini, masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu melainkan dengan jumlah satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode ini cocok digunakan dalam depresiasi mesin pabrik. Metode ini sering juga disebut sebagai metode satuan hasil.
Rumus:
Harga Perolehan Didepresiasi : Jumlah Satuan Kegiatan = Biaya Depresiasi per Satuan
Biaya Depresiasi per Satuan x Jumlah Kegiatan Tahun Ini = Biaya Depresiasi
AKUNTANSI UNTUK PENGHENTIAN AKTIVA TETAP
Penghentian aktiva tetap terjadi pada saat aktiva tetap belum habis masa manfaatnya maupun pada saat masa manfaatnya tersebut telah habis. Jika aktiva tetap telah habis masa manfaatnya berarti pada saat penghentian aktiva tetap tersebut telah disusutkan secara penuh.
Bila aktiva tetap dihentikan sebelum masa manfaatnya habis atau selesai, maka akan timbul adanya laba atau rugi akibat penghentian tetap tersebut. Penghentian aktiva tetap sebelum habis masa manfaatnya dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dijual atau ditukar dengan aktiva tetap lain.

Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang dijual sebelum masa ekonomisnya akan diperoleh laba (gain) atau rugi (loss) dari penjualan aktiva tersebut. Laba atau rugi dari penjualan aktiva tetap dihitung dengan cara membandingkan antara harga jual dengan nilai buku (book value) aktiva tetap pada saat dijual. Jika harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku maka yang terjadi adalah laba, sebaliknya bila harga jual lebih rendah dibandingkan dengan nilai buku maka akan diperoleh rugi. Dan apabila harga jual dan nilai buku besarnya sama maka tidak akan terjadi laba maupun rugi.
Contoh: Suatu aktiva tetap yaitu sepeda motor, pada tanggal 1 Desember 2008 dilihat catatan akuntansinya ternyata telah disusutkan sebesar Rp7.500.000. Dahulu pada waktu dibeli sepeda motor tersebut memiliki harga perolehan sebesar Rp12.500.000. Andaikata sepeda motor tersebut dijual pada harga:
a.       Rp6.000.000
b.      Rp5.000.000
c.       Rp4.000.000
Apakah yang akan terjadi? Laba, rugi, atau impas? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat kita hitung sebagai berikut:


Harga jual                                                                                                          Rp6.000.000
Harga perolehan sepeda motor               Rp12.500.000
Akumulasi depresiasi                                Rp7.500.000
Nilai buku                                                 Rp5.000.000
                                                                  ---------------- +
                                                                                                                         (Rp5.000.000)
                                                                                                                         ------------------ +
Laba Penjualan Sepeda Motor                                                                      Rp1.000.000              

Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas                                                          Rp6.000.000
Ak. Depresiasi sepeda motor                  Rp7.500.000
           Sepeda motor                                                                                       Rp12.500.000
           Laba penjualan sepeda motor                                                                Rp1.000.000                             
Harga Jual                                                                                                         Rp5.000.000
Harga perolehan sepeda motor           Rp12.500.000
Akumulasi depresiasi                             Rp7.500.000
Nilai buku                                              Rp5.000.000
                                                               ---------------- +                             
                                                                                                                        (Rp5.000.000)
                                                                                                                        ------------------ +
            Laba (rugi) Penjualan Sepeda Motor                                                         Rp0









Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas                                                      5.000.000
Ak. Depresiasi sepeda motor              7.500.000
            Sepeda Motor                                                                                     12.500.000


Harga jual                                                                                                        Rp4.000.000
Harga perolehan sepeda motor                       Rp12.500.000
Akumulasi depresiasi                                      Rp7.500.000
Nilai Buku                                                       Rp5.000.000
                                                                        ------------------ +                      (Rp5.000.000)
                                                                                                                        ------------------ +
            Rugi Penjualan Sepeda Motor                                                         (Rp1.000.000)

Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas                                                                  4.000.000
Ak. Depresiasi sepeda motor                          7.500.000
Rugi penjualan sepeda motor                          1.000.000
            Sepeda Motor                                                                                     12.500.000












Pertukaran Aktiva Tetap
Pertukaran aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.   Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis
Pertukaran ini dilakukan antara aktiva tetap yang sejenis saja dan berfungsi sama. Pertukaran aktiva tetap sejenis bila terjadi laba karena pertukaran ini, maka tidak akan diakui. Namun bila yang terjadi adalah rugi maka harus diakui.
2.   Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis
Pertukaran ini merupakan pertukaran aktiva tetap  yang secara fungsi berbeda. Dalam pertukaran tidak sejenis, bila terjadi laba pertukaran dan rugi pertukaran akan diakui dan dicatat dalam akuntansi.





AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSET)

Basic
Aktiva tetap tak berwujud yang bahasa Inggrisnya Intangible Asset merupakan aktiva tetap yang secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.

Contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset)
Berikut adalah contoh-contoh aktiva tetap tak berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha:
a.   Hak Sewa (Lease Hold)
Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alas an:
·   Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
·   Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai biaya sewa.

b.   Organization Cost
Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up perusahaan sebelum beroperasi, contohnya: pembayaran kepada notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud karena atas pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih beroperasi.

c.       Perizinan (Permit & Licences)
Perizinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Izin-izin perusahaan tentu ada jangka waktunya dan jika masa berlakunya telah habis maka izin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian izin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu, izin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.

d.      Hak Paten
Hak paten adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Di mana atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau sistem, atau cara tertentu.

e.       Merk Dagang (Trade Mark)
Merk dagang (trade mark) yang biasa disingkat TM, adalag hak yang diperoleh atas suatu merk komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, simbol, atau kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu.

f.       Hak Penggandaan (Copyright)
Copyright adalah hak yang diberikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel, maupun lirik lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau skenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.

g.      Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.


h.      Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keistimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.

Catatan penting: Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa berupa: penjualan perusahaan, bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuisisi.





Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Tak Berwujud

Pada dasarnya permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud (intangible asset) sama saja dengan aktiva tetap berwujud, yaitu:
1.      Perolehan (Acquisition Cost)
Sama halnya dengan Tangible Asset, perolehan atas Intangible Asset juga dicatat sebesar nilai faktur ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang menyertainya.

2.      Pengeluaran-Pengeluaran setelah perolehan (Expenditures)
Jika terjadi pengeluaran-pengeluaran setelah perolehan, maka konsep kapitalisasi maupun pembebanannya sama saja dengan tangible asset (aktiva tetap berwujud).

3.      Amortisasi (Amotization)
Amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha (biaya), yang pada aktiva tetap dikenal dengan depresiasi (penyusutan). Penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas penyusutan aktiva tetap berwujud.

Hal penting yang perlu diketahui:
·         Amortisasi kebanyakan merupakan biaya usaha dan jarang digolongkan ke dalam harga pokok produksi, kecuali merk dagang yang memang digolongkan ke dalam kelompok harga pokok penjualan.
·         Amortisasi lebih baik jika dihitung menggunakan metode garis lurus saja, karena pada dasarnya intangible asset tidak dipengaruhi, bahkan tidak ada hubungannya dengan output produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

4.      Pelaporan (disclosure)
Intangible asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah dikurangi akumulasi amortisasinya. Akumulasi amortisasi tidak pernah dimunulkan di dalam neraca.

AKTIVA TETAP – Berwujud

blog ini dibuat oleh: ·          Dina Pangestu                     (2016121373) ·          Dinda Faradila                    (2016...