blog ini dibuat oleh:
·
Dina
Pangestu (2016121373)
·
Dinda
Faradila (2016122256)
·
Ferdi
Firdaus (2016120832)
·
Gatriel
Desi (2016121489)
·
Inggrid
Ragita (2016121515)
pada bagian kali ini kami akan membahas materi tentang persediaan, semoga bermanfaat :)
Persediaan
Pengertian persediaan
Persedian
barang dagangan (merchandise inventory) merupakan barang – barang yang dimiliki
perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal perusahaan.
Persediaan pada perusahaan pabrikan terdiri dari persediaan bahan baku,
persediaan dalam prosesdan persediaan barang jadi.
Dasar –
dasar persediaan
-
Neraca
dalam perusahaan manufaktur dan dagang menggambarkan persediaanmeruppakan
aktiva lancer yang jumlahnya sangat besar.
-
Laporan
rugi laba, persediaan merupakan hal yang sangat menentukan keuntungan atau
hasil usaha.
-
Pendapatan
kotor, (penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan) diawasi oleh
manajement perusahaan, pemilik maupun pihak pihak lain.
-
Karakteristik
persediaan Barang Dagangan
-
Persediaan
Barang Dagangan dimiliki oleh perusahaan
-
Dalam
benuk siap dijual
Pengelompkan persediaan dalam Lingkungan pabrikan
(manufacturing)
-
Persediaan pabrikan mungkin bukan merupakan
persediaan yang siap jual
-
Diklarifikasikan dalam tiga kategori :
a.
Barang jadi, siap dijual kepada konsumen
b.
Sedang dalam proses produksi, beberapa tahap
produksi (belum selesai)
c.
Bahan baku atau mentah, komponen atau bahan yang
siap untuk digunakan dalam proses produksi
Penentuan Kuantitas Persediaan
Dalam mempersiapkan laporan keuangan perlu ditentukan:
1.
Jumlah unit dalam persediaan dengan cara
menghitung, menimbang atau mengukur jumlah barang persediaan secara fisik yang
ada diperusahaan.
2.
Kepemilikan barang
Pengelolaan
Fisik persediaan
Prinsip –
prinsip pengendaliaan intern untuk persediaan meliputi:
1. Pemisahaan tugas, penghitungan
persediaan dilakukan oleh karyawan yang bukan bertugas mengawasi persediaan.
2. Penyelenggaraan pertanggung jawaban,
masing – masing bagian dalam pengelolaan persediaan wajib menggunakan otoritasi
yang otentik
3. Verifikasi intern yang independen,
penghitungan ulang persediaan oleh petugas yang lain dan dilakukan penandaan
terhadap item barang persediaan. Penandaan hanya dilakukan sekali.
4. Prosedur pendokumentasian,
menggunakan penandaan barang dengan dokumen yang sudah dinomori sebelumnya
(prenumbered)
Kepemilikan
persediaan dalam perjalanan
1. Persediaan barang dalam perjalanan,
meliputi pihak yang berhak menerima persediaan.
2. FOB (Free on Board), shipping point.
Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada saat diserahkan penjual kepada
penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim barang yang
independen.
3. FOB (Free on Board) destination point.
Kepemilikan barang masih ada di penjual sampai barang tersebut diterima oleh
pembeli.
Contoh soal
1
Berikut adalah
transaksi PT. Dipa Jaya selama Bulan Juli 2017.
Tanggal
|
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
|
1 Juli
|
Persediaan awal
|
100 unit
|
Rp.10.000
|
5 Juli
|
Pembelian
|
500 unit
|
Rp.12.000
|
12 Juli
|
Pembelian
|
100 unit
|
Rp.15.000
|
22 Juli
|
Penjualan
|
300 unit
|
Rp.25.000
|
27 Juli
|
Pembelian
|
100 unit
|
Rp 20.000
|
30 Juli
|
Penjualan
|
50 unit
|
Rp.30.000
|
Diminta:
- Tentukan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan (HPP) dan laba kotor, Bila di asumsikan perusahaan menggunakan Sistem periodik FIFO dan Sistem Perpetual LIFO.
2.
Jawab:
3.
1.
Sistem periodik FIFO
4.
Persediaan barang yang
siap dijual (unit) adalah :
Tanggal
|
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga (Rp.)
|
1 Juli
|
Persediaan awal
|
100 unit @ Rp.10.000
|
1.000.000
|
5 Juli
|
Pembelian
|
500 unit @ Rp.12.000
|
6.000.000
|
12 Juli
|
Pembelian
|
100 unit @ Rp.15.000
|
1.500.000
|
27 Juli
|
Pembelian
|
100 unit @ Rp 20.000
|
2.000.000
|
800 unit
|
10.500.000
|
5.
Persediaan yang siap
di jual (harga) adalah Rp. 10.500.000.
6.
Unit persediaan akhir
adalah :
7.
= persediaan (unit)
yang siap dijual – Unit yang terjual
8.
= 800 unit – 350 unit
= 450 unit
9.
Nilai
unit akhir.
= 100 unit @ Rp. 20.000
|
= Rp. 2.000.000
|
= 100 unit @ Rp. 15.000
|
= Rp. 1.500.000
|
= 250 unit @ Rp. 12.000
|
= Rp. 3.000.000
|
450 unit
|
= Rp. 6.500.000
|
10.
Harga
pokok penjualan:
11.
= Nilai persediaan
(harga) yang tersedia untuk dijual – nilai persediaan (harga) unit akhir
12.
= 10.500.000 – Rp.
6.500.000 = 4.000.000
13.
Laba
Kotor:
14.
= Hasil penjualan –
Harga pokok penjualan
15.
= 9.000.000 – Rp.
4.000.000 = 5.000.000
Melalui metode
perpetual LIFO kita dapat mengetahui hal-hal berikut ini :
Nilai persediaan akhir
|
Rp. 5.600.000
|
Harga Pokok penjualan
|
Rp. 4.900.000
|
Laba kotor
|
= Rp. 9.000.000 – Rp. 4.900.000
|
= Rp.
4.100.000
|
Contoh soal
PT. Saburai melakukan
perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018 adalah sebagai
berikut.
Tanggal
|
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
|
||
2
|
Jan
|
Persediaan awal
|
200 unit
|
Rp. 9.000
|
|
10
|
Maret
|
Pembelian
|
300 unit
|
Rp.10.000
|
|
5
|
April
|
Penjualan
|
200 unit
|
Rp.15.000
|
|
7
|
Mei
|
Penjualan
|
100 unit
|
Rp.15.000
|
|
21
|
Sept
|
Pembelian
|
400 unit
|
Rp.11.000
|
|
18
|
Nov
|
Pembelian
|
100 unit
|
Rp.12.000
|
|
20
|
Nov
|
Penjualan
|
200 unit
|
Rp.17.000
|
|
10
|
Des
|
Penjualan
|
200 unit
|
Rp.18.000
|
|
Diminta :
- Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan Average.
- Hitung Laba Kotor dan Harga Pokok Penjualanya.
Jawab :
1.
FIFO
(masuk pertama keluar pertama)
2.
LIFO (masuk terakhir keluar pertama)
3.
Rata-rata (average)
4. Harga Pokok
Penjualan
1. Sistem
Periodik
FIFO
|
LIFO
|
Rata-rata
|
|
Persediaan awal
|
1.800.000
|
1.800.000
|
1.800.000
|
Pembelian
|
8.600.000
|
8.600.000
|
8.600.000
|
Barang tersedia utk dijual
|
10.400.000
|
10.400.000
|
10.400.000
|
Persediaan akhir
|
(3.400.000)
|
(2.800.000)
|
(3.120.000)
|
Harga Pokok penjualan
|
7.000.000
|
7.600.000
|
7.280.000
|
|
2. Sistem
Perpetual
FIFO
|
LIFO
|
Rata-rata
|
|
Persediaan awal
|
1.800.000
|
1.800.000
|
1.800.000
|
Pembelian
|
8.600.000
|
8.600.000
|
8.600.000
|
Barang tersedia utk dijual
|
10.400.000
|
10.400.000
|
10.400.000
|
Persediaan akhir
|
(3.400.000)
|
(2.900.000)
|
(3.224.000)
|
Harga Pokok penjualan
|
7.000.000
|
7.500.000
|
7.176.000
|
Laba Kotor
1. Sistem Periodik
FIFO
|
LIFO
|
Rata-rata
|
|
Penjualan
|
11.500.000
|
11.500.000
|
11.500.000
|
Harga Pokok Penjualan
|
(7.000.000)
|
(7.600.000)
|
(7.280.000)
|
Laba Kotor
|
4.500.000
|
3.900.000
|
4.220.000
|
2. Sistem Perpetual
FIFO
|
LIFO
|
Rata-rata
|
|
Penjualan
|
11.500.000
|
11.500.000
|
11.500.000
|
Harga Pokok Penjualan
|
(7.000.000)
|
(7.500.000)
|
(7.176.000)
|
Laba Kotor
|
4.500.000
|
4.000.000
|
4.324.000
|
Jurnal
1. Periodik (FIFO)
Saat Mencatat
Pembelian:
Pembelian
|
Rp. 8.600.000
|
Utang usaha/Kas
|
Rp. 8.600.000
|
Saat Mencatat
Penjualan:
Piutang Usaha/Kas
|
Rp. 11.500.000
|
Penjualan
|
Rp. 11.500.000
|
Saat Penyesuaian untuk
Persediaan:
Ikhtisar Rugi Laba
|
Rp. 1.800.000
|
Persediaan
|
Rp. 1.800.000
|
Persediaan
|
Rp. 3.400.000
|
Ikhtisar
Rugi Laba
|
Rp.
3.400.000
|
2. Perpetual (FIFO)
Saat Mencatat
Pembelian:
Persediaan
|
Rp. 8.600.000
|
Utang Usaha/Kas
|
Rp. 8.600.000
|
Saat Mencatat
Penjualan:
Piutang Usaha
|
Rp. 11.500.000
|
Penjualan
|
Rp. 11.500.000
|
Harga Pokok Penjualan
|
Rp. 7.000.000
|
Persediaan
|
Rp. 7.000.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar