Selasa, 11 Juli 2017

persediaan



blog ini dibuat oleh:
·         Dina Pangestu                    (2016121373)
·         Dinda Faradila                   (2016122256)             
·         Ferdi Firdaus                      (2016120832)
·         Gatriel Desi                        (2016121489)
·         Inggrid Ragita                    (2016121515)

pada bagian kali ini kami akan membahas materi tentang persediaan, semoga bermanfaat :)
 
Persediaan
Pengertian persediaan
Persedian barang dagangan (merchandise inventory) merupakan barang – barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal perusahaan. Persediaan pada perusahaan pabrikan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam prosesdan persediaan barang jadi.
Dasar – dasar persediaan
-          Neraca dalam perusahaan manufaktur dan dagang menggambarkan persediaanmeruppakan aktiva lancer yang jumlahnya sangat besar.
-          Laporan rugi laba, persediaan merupakan hal yang sangat menentukan keuntungan atau hasil usaha.
-          Pendapatan kotor, (penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan) diawasi oleh manajement perusahaan, pemilik maupun pihak pihak lain.
-           
Karakteristik persediaan Barang Dagangan
-          Persediaan Barang Dagangan dimiliki oleh perusahaan
-          Dalam benuk siap dijual

Pengelompkan persediaan dalam Lingkungan pabrikan (manufacturing)
-          Persediaan pabrikan mungkin bukan merupakan persediaan yang siap jual
-          Diklarifikasikan dalam tiga kategori :
a.       Barang jadi, siap dijual kepada konsumen
b.      Sedang dalam proses produksi, beberapa tahap produksi (belum selesai)
c.       Bahan baku atau mentah, komponen atau bahan yang siap untuk digunakan dalam proses produksi

Penentuan Kuantitas Persediaan
Dalam mempersiapkan laporan keuangan perlu ditentukan:
1.       Jumlah unit dalam persediaan dengan cara menghitung, menimbang atau mengukur jumlah barang persediaan secara fisik yang ada diperusahaan.
2.       Kepemilikan barang

Pengelolaan Fisik persediaan
Prinsip – prinsip pengendaliaan intern untuk persediaan meliputi:
1.      Pemisahaan tugas, penghitungan persediaan dilakukan oleh karyawan yang bukan bertugas mengawasi persediaan.
2.      Penyelenggaraan pertanggung jawaban, masing – masing bagian dalam pengelolaan persediaan wajib menggunakan otoritasi yang otentik
3.      Verifikasi intern yang independen, penghitungan ulang persediaan oleh petugas yang lain dan dilakukan penandaan terhadap item barang persediaan. Penandaan hanya dilakukan sekali.
4.      Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan barang dengan dokumen yang sudah dinomori sebelumnya (prenumbered)

Kepemilikan persediaan dalam perjalanan
1.      Persediaan barang dalam perjalanan, meliputi pihak yang berhak menerima persediaan.
2.      FOB (Free on Board), shipping point. Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada saat diserahkan penjual kepada penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim barang yang independen.
3.      FOB (Free on Board) destination point. Kepemilikan barang masih ada di penjual sampai barang tersebut diterima oleh pembeli.









Contoh soal 1
Berikut adalah transaksi PT. Dipa Jaya selama Bulan Juli 2017.
Tanggal
Keterangan
Kuantitas
Harga
1 Juli
Persediaan awal
100 unit
Rp.10.000
5 Juli
Pembelian
500 unit
Rp.12.000
12 Juli
Pembelian
100 unit
Rp.15.000
22 Juli
Penjualan
300 unit
Rp.25.000
27 Juli
Pembelian
100 unit
Rp 20.000
30 Juli
Penjualan
50 unit
Rp.30.000
Diminta:
  1. Tentukan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan (HPP) dan laba kotor, Bila di asumsikan perusahaan menggunakan Sistem periodik FIFO dan Sistem Perpetual LIFO.
2.    Jawab:
3.    1. Sistem periodik FIFO
4.    Persediaan barang yang siap dijual (unit) adalah :
Tanggal
Keterangan
Kuantitas
Harga (Rp.)
1 Juli
Persediaan awal
100 unit @ Rp.10.000
1.000.000
5 Juli
Pembelian
500 unit @ Rp.12.000
6.000.000
12 Juli
Pembelian
100 unit @ Rp.15.000
1.500.000
27 Juli
Pembelian
100 unit @ Rp 20.000
2.000.000


      800 unit
10.500.000
5.    Persediaan yang siap di jual (harga) adalah Rp. 10.500.000.
6.    Unit persediaan akhir adalah :
7.    = persediaan (unit) yang siap dijual – Unit yang terjual
8.    = 800 unit – 350 unit = 450 unit
9.    Nilai unit akhir.
= 100 unit @ Rp. 20.000
= Rp. 2.000.000
= 100 unit @ Rp. 15.000
= Rp. 1.500.000
250 unit @ Rp. 12.000
= Rp. 3.000.000
450 unit
= Rp. 6.500.000
10. Harga pokok penjualan:
11. = Nilai persediaan (harga) yang tersedia untuk dijual – nilai persediaan (harga) unit akhir
12. = 10.500.000 – Rp. 6.500.000 = 4.000.000
13. Laba Kotor:
14. = Hasil penjualan – Harga pokok penjualan
15. = 9.000.000 – Rp. 4.000.000 = 5.000.000


Melalui metode perpetual LIFO kita dapat mengetahui hal-hal berikut ini :
Nilai persediaan akhir
Rp. 5.600.000
Harga Pokok penjualan
Rp. 4.900.000
Laba kotor
= Rp. 9.000.000 – Rp. 4.900.000

Rp. 4.100.000






Contoh soal

PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut.
Tanggal
Keterangan
Kuantitas
Harga
2
Jan
Persediaan awal
200 unit
Rp. 9.000
10
 Maret
Pembelian
300 unit
Rp.10.000
5
April
Penjualan
200 unit
Rp.15.000
7
Mei
Penjualan
100 unit
Rp.15.000
21
Sept
Pembelian
400 unit
Rp.11.000
18
Nov
Pembelian
100 unit
Rp.12.000
20
Nov
Penjualan
200 unit
Rp.17.000
10
Des
Penjualan
200 unit
Rp.18.000






Diminta :
  1. Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan Average.
  2. Hitung Laba Kotor dan Harga Pokok Penjualanya.





Jawab : 
1.    FIFO (masuk pertama keluar pertama)















2.    LIFO (masuk terakhir keluar pertama)









3.    Rata-rata (average)


4. Harga Pokok Penjualan
1.  Sistem Periodik

FIFO
LIFO
Rata-rata
Persediaan awal
1.800.000
1.800.000
1.800.000
Pembelian
8.600.000
8.600.000
8.600.000
Barang tersedia utk dijual
10.400.000
10.400.000
10.400.000
Persediaan akhir
(3.400.000)
(2.800.000)
(3.120.000)
Harga Pokok penjualan
7.000.000
7.600.000
7.280.000





2.  Sistem Perpetual

FIFO
LIFO
Rata-rata
Persediaan awal
1.800.000
1.800.000
1.800.000
Pembelian
8.600.000
8.600.000
8.600.000
Barang tersedia utk dijual
10.400.000
10.400.000
10.400.000
Persediaan akhir
(3.400.000)
(2.900.000)
(3.224.000)
Harga Pokok penjualan
7.000.000
7.500.000
7.176.000
Laba Kotor
1. Sistem Periodik

FIFO
LIFO
Rata-rata
Penjualan
11.500.000
11.500.000
11.500.000
Harga Pokok Penjualan
(7.000.000)
(7.600.000)
(7.280.000)
Laba Kotor
4.500.000
3.900.000
4.220.000
2. Sistem Perpetual

FIFO
LIFO
Rata-rata
Penjualan
11.500.000
11.500.000
11.500.000
Harga Pokok Penjualan
(7.000.000)
(7.500.000)
(7.176.000)
Laba Kotor
4.500.000
4.000.000
4.324.000
Jurnal
1. Periodik (FIFO)
Saat Mencatat Pembelian:
Pembelian
Rp. 8.600.000
           Utang usaha/Kas
                             Rp. 8.600.000
Saat Mencatat Penjualan:
Piutang Usaha/Kas
Rp. 11.500.000
         Penjualan
                            Rp. 11.500.000
Saat Penyesuaian untuk Persediaan:
Ikhtisar Rugi Laba
Rp. 1.800.000
          Persediaan
                              Rp. 1.800.000
Persediaan
Rp. 3.400.000
          Ikhtisar Rugi Laba
                               Rp. 3.400.000
2. Perpetual (FIFO)
Saat Mencatat Pembelian:
Persediaan
Rp. 8.600.000
               Utang Usaha/Kas
                          Rp. 8.600.000
Saat Mencatat Penjualan:
Piutang Usaha
Rp. 11.500.000
                 Penjualan
                            Rp. 11.500.000
Harga Pokok Penjualan
Rp. 7.000.000
                Persediaan
                             Rp. 7.000.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKTIVA TETAP – Berwujud

blog ini dibuat oleh: ·          Dina Pangestu                     (2016121373) ·          Dinda Faradila                    (2016...