blog ini dibuat oleh:
·
Dina
Pangestu (2016121373)
·
Dinda
Faradila (2016122256)
·
Ferdi
Firdaus (2016120832)
·
Gatriel
Desi (2016121489)
·
Inggrid
Ragita (2016121515)
pada bagian kali ini kami akan membahas materi tentang Pengendalian Terhadap Kas, semoga bermanfaat :)
PENGENDALIAN
INTERN
Pengendalian Intern (Internal control)
Seiring dengan perkembangan skala usaha
dalam suatu perusahaan, pemilik perusahaan tidak mungkin untuk bisa melakukan
pengawasan atas semua operasi perusahaan secara langsung atau dengan kata lain
pemilik tidak mungkin bisa terlibat langsung dalam operasi perusahaannya. Untuk
itu pemilik perusahaan perlu mendelegasikan wewenangnya kepada pimpinan
manajemen perusahaan dan manajemen meneruskan kembali wewenang tersebut dengan
menerapkan prosedur-prosedur pengendalian intern.
Pengendalian intern meliputi semua
perencanaan dari suatu organisasi dan semua metode serta prosedur yang
diterapkan manajemen dalam rangka untuk:
1. Menjaga
asset perusahaan dari pencurian, pembobolan, perampokan, manipulasi, korupsi
yang dilakukan (fraud) oleh pihak
pihak tertentu, serta penggunaan harta kekayaan perusahaan yang tidak
diotorisasi.
2. Meningkatkan
akurasi dan kepercayaan dari catatan akuntansi dengan cara mengurangi risiko
kesalahan (error) dalam proses
akuntansi yang dilakukan.
Prinsip-prinsip
Pengendalian Intern
Meskipun banyak perusahaan yang
menetapkan prosedur pengendalian intern dengan “bahasa” aturan yang berbeda-beda, namun pada umumnya masing-masing
mengandung prinsip-prinsip pokok pengendalian intern yang sama. Diantara
prinsip-prinsip pengendalian intern tersebut adalah:
1. Pembentukan
pertanggungjawaban (estabishment of
responsibility)
2. Adanya
pemisahan tugas secara tegas (segregation
of duties)
3. Prosedur
dokumentasi harus dimiliki perusahaan (documentation
procedure)
4. Pengendalian
secara fisik, mekanik, dan elektronik (physical,
mechanical and electronic controls)
5. Verifikasi
internal yang independen harus ada (independent
internal verification)
GAMBAR
1.1 – Prinsip-prinsip Pengendalian Intern
Pembentukan
Pertanggungjawaban
·
Manajemen harus
menetapkan tanggung jawab secara jelas
·
Tiap orang memiliki
tanggung jawab untuk tugas yang diberikan kepadanya
·
Pembentukan pertanggung
jawaban meliputi otorisasi dan persetujuan atas suatu transaksi
Pemisahan Tugas
·
Tanggung jawab atas
pekerjaan dan tugas harus diberikan kepada individu yang berbeda, (misalnya
pemisahan tugas antara petugas yang mengurusi penyimpanan kas dengan petugas
yang mengurusi pencatatan kas).
·
Tanggung jawab untuk
memelihara catatan harus terpisah dengan tanggung jawab untuk menjaga keadaan
fisik kekayaan perushaan
Prosedur dokumentasi harus dimiliki perusahaan
Dokumentasi yang baik
diperlukan untuk melindungi kekayaan perusahaan dan menjamin bahwa semua
karyawan melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. Dokumentasi yang bisa
dipercaya akan menjadi sumber informasi yang dapat digunakan manajemen untuk
memonitor kegiatan operasi perusahaan.
Ada beberapa prinsip dalam prosedur
dokumentasi, yaitu:
·
Semua dokumen harus
diberi nama terlebih dahulu (prenumbered)
yang tercetak, dan semua dokumen harus dipertanggungjawabkan.
·
Dokumen sebagai bukti
pencatatan akuntansi disampaikan ke bagian akuntansi untuk meyakinkan bahwa
transaksi telah dicatat tepat waktu.
Pengendalian Secara Fisik, Mekanis dan
Elektronik
Sebaiknya perusahaan
menerapkan pengendalian secara elektronik disamping cara mekanis dan fisik
untuk menjaga kekayaannya. Sebagai contoh penerapan pengendalian mekanis adalah
penggunaan kas register, cheque protector.
Pengendalian mekanis menggunakan brankas (peti besi). Ruang khasanah (strong
room) dan contoh pengendalian elektronik adalah pemakaian mesin absensi
elektronik sidik jari yang terhubung dengan komputer, cctv (televisi monitor),
alarms elektronik, garment sensors.
GAMBAR
1.2 – Pengendalian Fisik, Mekanis dan Elektronik
Verifikasi Intern Independen
Meskipun sistem
pengendalian intern telah dirancang dengan baik, kemungkinan terjadinya
penyimpangan tetap saja bisa terjadi setiap saat. Misalnya kelelahan yang
terjadi terhadap karyawan bisa mengakibatkan prosedur-prosedur yang ditetapkan
diabaikan. Untuk itu diperlukan pengkajian ulang secara teratur, tertib dan
benar. Proses ini harus dilakukan oleh pemeriksa intern yang independen.
Pengendalian yang efektif dapat dicapai
dengan membentuk bagian verifikasi yang bertugas mereview, merekonsiliasi serta
menjaga pengendalian intern. Untuk itu harus dilakukan:
·
Verifikasi secara
periodik dan mendadak
·
Veifikasi oleh petugas
yang independent
·
Penyampaian saran
kepada manajer untuk tindakan koreksi
GAMBAR
1.3 – Pemisahan Tugas
Keterbatasan Pengendalian Intern,
sebagai berikut:
1. Adanya
kemungkinan timbulnya beban (cost)
untuk mendesain pengendalian intern yang lebih besar dibandingkan manfaat yang
diperoleh.
2. Adanya
faktor sumber daya manusia.
3. Besarnya
ukuran perusahaan.
PENGERTIAN
KAS
Hampir semua transaksi
perusahaan akan melibatkan uang kas, baik itu merupakan transaksi penerimaan
maupun pengeluaran kas dan transaksi-transaksi yang lain akan berakhir dengan
rekening kas ini.
Kas merupakan karta yang paling lancar
atau likuid, paling muah diselewengkan, maka diperlukan suatu sistem dan
prosedur akuntansi untuk mencatat dan mengendalikan kas.
Kas adalah alat pertukaran yang diakui
oleh masyarakat umm dan oleh sebab itu merupakan dasar-landasan yang kuat untuk
dipakai sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi di dalam
perusahaan.
Ada dua kriteria agar alat pembayaran
dapat diklasifikasikan sebagai kas:
1. Harus
dapat diterima umum sebagai alat permbayaran atau diterima oleh bank sebagai
simpanan sebesar nominalnya.
2. Harus
dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan sehari-hari.
Kas meliputi uang tunai dan instrumen
alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam perusahaan
maupun yang di simpan di bank (uang tunai kertas dan logam, cek, wesel cek,
rekening bank yang berbentuk tabungan dan giro).
Kas memiliki sifat-sifat atau
karakteristik:
1. Kas
mempunyai sifat yang aktif tetapi tidak produktif
2. Kas
(uang tunai) tidak mempunyai identitas kepemilikan dan mempunyai sifat yang
mudah dipindahtangankan.
Dari dua sifat kas tersebut maka dapat
diambil kesimpulan bahwa unsur perencanaan dan pengawasan terhadap kas harus
mendapatkan perhatian yang serius bagi manajemen.
SISTEM
PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KAS
Akuntansi terhadap kas
lebih dititik beratkan pada fungsi penyediaan informasi untuk kepentingan
manajemen terhadap kas. Secara garis besar akuntansi terhadap kas harus
diarahkan kepada dua hal yaitu: Administrative
dan Accounting Control, yang secara
umum terdiri dari:
1. Menyediakan
kas yang cukup untuk operasi perusahaan sehari-hari (likuiditas)
2. Menghindarkan
terjadinya kas yang menganggur (idle
money)
3. Mencegah
terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya penyalahgunan terhadap
kas.
Adanya suatu pengendalian intern yang
memadai, merupakan syarat mutlak demi perlindungan dan keamanan terhadap kas.
Sistem pengendalian intern meliputi semua sarana, alat dan peraturan-peraturan
yang digunakan oleh perusahaan dengan tujuan untuk:
1. Mengamankan
dan mencegah terjadinya pemborosan, penyalahgunaan dan ketidak-efisiensian dari
sumber ekonomi yang dimiliki perusahan.
2. Menjamin
ketelitian dan dapat dipercayainya (reliability)
keberadaan data operasional dan akuntansi yang dihasilkan.
3. Mendorong
tercapainya efisiensi operasi dan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.
Sistem pengendalian
intern tidak dirancang untuk dapat mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan,
tetapi lebih mengutamakan pada usaha-usaha pencegahan dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan. Harus ada pemisahan fungsi
operasi, pencatatan dan penyimpana dalam segala bidang kegiatan perusahaan.
Berhubung dengan kas, adanya pemisahan antara pengelola fisik uang (penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran) dan pengelolaan administrasinya mutlak diperlukan.
Dalam fungsi penerimaan kas; pengawasan harus ditujukan agar semua uang yang
seharusnya diterima, benar-benar diterima dan dicatat. Dan alam fungsi
pengeluaran kas; pengawasan harus diarahkan agar tidak terjadi pengeluaran kas
tanpa adanya otorisasi oleh pejabat yang berwenang.
PENGAWASAN
KAS
Sistem pengawasan
intern suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain karena bentuk dan jenis
perusahaan bermacam-macam. Tetapi ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan
sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas sebagai berikut:
Penerimaan uang
Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat
digunakan antara lain:
1. Harus
ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dari setiap
penerimaan harus segera dicatat dan disetor ke bank.
2. Diadakan
pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas.
3. Diadakan
pengaasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu
setiap hari harus dibuat laporan kas.
GAMBAR
1.4 – Pengendalian Kas Terhadap Penerimaan Kas
Pengeluaran uang
Beberapa prosedur pengawasan yang
penting adalah sebagai berikut:
1. Semua
pengeluaran uang menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar
dari kas kecil.
2. Dibentuk
dana kas kecil yang diawasi dengan ketat.
3. Penulisan
cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang lengkap atau dengan kata
lain digunakan sistem voucher.
4. Dipisahkan
antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek,
yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas.
5. Diadakan
pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tertentu
6. Diharuskan
membuat kas harian.
GAMBAR
1.5 – Pengendalian Kas terhadap Pengeluaran Kas
DANA
KAS KECIL (PETTY CASH FUND)
Dana kas kecil atau petty cash fund adalah uang kas yang
disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil
dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
Dana ini diserahkan kepada kasir kas
kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran dari dana ini dan
terhadap jumlah dana kas kecil. Jika jumlah kas kecil tinggal sedikit, kasir
kas kecil akan meminta agar dananya ditambah.
Penambahan kas kecil kadang-kadang
dilakukan setiap periode tertentu misalnya mingguan.
Dalam hubungannya dengan kas kecil ada
dua metode yang digunakan yaitu:
1. Sistem
Imprest (imprest fund method)
§ Dalam
sistem ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar check
yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil.
§ Cek
tersebut diuangkan ke bank oleh kasir kas kecil dan uangnya digunakan untuk
membayar pengeluaran-pengeluaran kas kecil.
§ Apabila
jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil
akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayar
dari kas kecil, sehingga jumlah uang dalam kas kecil kembali seperti semula.
§ Pengeluaran-pengeluaran
kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.
2. Metode
Fluktuasi (fluctuating fund method)
§ Dalam
metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama
pada sistem imprest.
§ Perbedaannya
dengan sistem imprest adalah bahwa dalam metode fluktuasi saldo rekening kas
kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali
dan pengeluaran-pengeluaran kas kecil.
§ Pencatatan
langsung dilakukan setiap terjadinya pengeluaran-pengeluaran dari dana kas
kecil.
Berikut ini adalah contoh pencatatan
akuntansi dalam kas kecil:
Dalam sebuah perusahaan yang menyelenggarakan
kas kecil berdasarkan imprest fund system,
terdapat transaksi-transaksi sebagai berikut:
4
Januari 2000 : Diserahkan
selembar cek nomor 3542 sebesar Rp. 2.000.000,00 untuk membentuk kas kecil.
5 Januari 2000 : Dibayar biaya telegram Rp. 60.000,00
7 Januari 2000 : Dibeli tunai alat-alat tulis untuk kantor Rp.
96.000,00
12 Januari 2000 : Dibayar biaya angkut sebesar Rp. 320.000,00
18 Januari 2000 : Dibayar biaya angkut sebesar Rp. 275.000,00
19 Januari 2000 : Dibayar uang makan untuk para karyawan yang
lembur Rp. 150.000,00
21 Januari 2000 : Dibeli dari kantor pos, materai dan perangko
sebesar Rp. 102.000,00
22 Januari 2000 : Dibeli tunai alat-alat tulis kantor Rp.
70.000,00
22
Januari 2000 : Dibayar biaya
angkut sebesar Rp. 190.000,00 dan biaya upah bongkar sebesar Rp. 72.000,00
24 Januari 2000 : Dibayar untuk parkir dan biaya serba-serbi
Rp. 50.000,00
25 Januari 2000 : Dibayar biaya servis mesin-mesin kantor Rp.
80.000,00
26
Januari 2000 : Diadakan
pertanggungjawaban atas pengeluaran-pengeluaran melalui kas kecil dan setelah
itu diterima pengganti dana dengan cek nomor 3575
Diminta:
Catatlah transaksi-transaksi tersebut di
atas dalam buku kas kecil.
(untuk pencatatan dalam buku kas kecil,
gunakanlah perkiraan-perkiraan sebagai berikut: perlengkapan kantor; biaya
pengangkutan; biaya serba-serbi; biaya pos, telepon dan telegram; uang makan).
Setelah itu buatlah ayat-ayat jurnal yang diperlukan.
Jawaban
dengan metode imprest:
Pencatatn transaksi dana kas keccil
dengan menggunakan metode imprest (dana tetap):
Ayat jurnal yang harus dibuat dalam
transaksi pembentukan kas kecil:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
04-01-00
|
Dana Kas Kecil
Kas
|
2.000.000
|
2.000.000
|
(untuk
mencatat pembentukan dana kas kecil sebesar Rp. 2.000.000 dengan menggunakan cek
nomor 3542)
Ayat jurnal yang harus dibuat dalam
transaksi pengisian kembali kas kecil:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
26-01-00
|
Biaya pos, telepon dan telegram
Perlengkapan kantor
Biaya pengangkutan
Biaya pengangkutan
Uang makan
Biaya pos, telepon dan telegram
Perlengkapan kantor
Biaya pengangkutan
Biaya serba-serbi
Biaya serba-serbi
Kas
|
60.000
96.000
320.000
275.000
150.000
102.000
70.000
262.000
50.000
80.000
-
|
-
1.465.000
|
(untuk
mencatat pengisian kembali dana kas kecil sebesar Rp. 1.465.000 dengan
menggunakan cek nomor 3575)
Setelah dilakukan pengisian kembali kas
kecil maka dana kas kecil akan bertambah lagi sebesar Rp. 1.465.000, sehingga
saldo dana kas kecil setelah pengisian kas kecil berjumlah Rp. 2.000.000
(besarnya sama pada saat dibentuk).
Jawaban
dengan metode fluktuatif:
Untuk sekedar membandingkan kita akan
mencoba melakukan pencatatan transaksi dengan menggunakan metode fluktuatif,
berikut ini pencatatannya:
Ayat jurnal yang harus dibuat dalam
transaksi pembentukan dana kas kecil: (jurnal yang dibuat identik dengan metode
imprest)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
04-01-00
|
Dana Kas Kecil
Kas
|
2.000.000
|
2.000.000
|
(untuk
mencatat pembentukan dana kas kecl sebesar Rp. 2.000.000 dengan menggunakan cek
nomor 3542)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
05-01-00
|
Biaya pos, telepon dan telegram
Dana Kas Kecil
|
60.000
|
60.000
|
(untuk
mencatat pembayaran biaya telegram Rp. 60.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
07-01-00
|
Perlengkapan kantor
Dana Kas Kecil
|
96.000
|
96.000
|
(untuk
mencatat pembelian tunai alat-alat tulis untuk kantor Rp. 96.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
12-01-00
|
Biaya pengangkutan
Dana Kas Kecil
|
320.000
|
320.000
|
(untuk
mencatat pembayaran biaya angkut sebesar Rp. 320.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
18-01-00
|
Biaya pengangkutan
Dana Kas Kecil
|
275.000
|
275.000
|
(untuk
mencatat pembayaran biaya angkut sebesar Rp. 275.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
19-01-00
|
Uang makan
Dana Kas Kecil
|
150.000
|
150.000
|
(untuk
mencatat pembayaran uang makan untuk para karyawan yang lembur sebesar Rp.
150.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
21-01-00
|
Biaya pos, telepon dan telegram
Dana Kas Kecil
|
102.000
|
102.000
|
(untuk
mencatat pembelian dari kantor pos, materai dan perangko sebesar Rp. 102.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
22-01-00
|
Perlengkapan kantor
Dana Kas Kecil
|
70.000
|
70.000
|
(untuk
mencatat pembelian alat-alat tulis kantor Rp. 70.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
22-01-00
|
Biaya pengangkutan
Dana Kas Kecil
|
262.000
|
262.000
|
(untuk
mencatat pembayaran biaya angkut sebesar Rp. 190.00 dan biaya upah bongkar
sebesar Rp. 72.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
24-01-00
|
Biaya serba-serbi
Dana Kas Kecil
|
50.000
|
50.000
|
(untuk
mencatat pembayaran biaya parkir dan biaya serba-serbi sebesar Rp. 50.000)
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
25-01-00
|
Biaya serba-serbi
Dana Kas Kecil
|
80.000
|
80.000
|
(untuk
mencatat pembayaran biaya servis mesin-mesin kantor sebesar Rp. 80.000)
Pengisian kembali kas kecil untuk metode
fluktuatif tidak sebesar jumlah dana kas kecil yang dikeluarkan namun sebesar
permintaan kasir pemegang kas kecil secara bebas. Sebagai contoh bila jumlah
yang diminta kasir kas kecil untuk pengisian kembali kas kecil sebesar Rp.
1.750.000, maka dengan demikian saldo kas kecil akan berubah menjadi Rp.
2.285.000 (jumlah ini berbeda dengan saldo kas kecil pada saat dibentuk).
Pengisian
Kembali Dana Kas Kecil yang Lupa Dilakukan
Dalam praktek dunia bisnis kadang-kadang
terjadi kasir kas kecil lupa meminta pengisian kembali kas kecil pada akhir
periode akuntansi sehingga akan menimbulkan masalah yaitu dana kas kecil tidak
dapat digunakan lagi atau diidi lagi pada awal periode akuntansi berikutnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan terknik dengan membuat jurnal pembalik. Untuk mempermudah pemahan
anda maka akan saya gambarkan bagaimana cara mencatat kejadian ini dengan
menggunakan contoh soal tersebut di atas.
Ayat jurnal yang harus dibuat dalam
transaksi “pengisian kembali kas kecil
yang lupa dilakukan”.
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-01-00
|
Biaya pos, telepon dan telegram
Perlengkapan kantor
Biaya pengangkutan
Biaya pengangkutan
Uang makan
Biaya pos, telepon dan telegram
Perlengkapan kantor
Biaya pengangkutan
Biaya serba-serbi
Biaya serba-serbi
Dana Kas Kecil
|
60.000
96.000
320.000
275.000
150.000
102.000
70.000
262.000
50.000
80.000
-
|
-
1.465.000
|
(untuk mencatat penutupan rekening dana kas
kecil)
Dengan pembuatan ayat jurnal tersebut
maka dari sisi akuntansi sudah tidak ada masalah karena pos-pos laporan
keuangan sudah bisa dipertanggungjawabkan pada akhir periode akuntansi, namun
demikian bila kita akan melanjutkan pengelolaan dana kas kecil pada awal
periode berikutnya pasti terjadi masalah karena jurnal penutupan dana kas kecil
di atas sudah tidak dapat diisi kembali secara akuntansi. Untuk dapat
menyelesaikan masalah ini yang harus kita lakukan adalah dengan cara membuat
jrnal pembalik agar dana kas kecil tersebut bisa diisi kembali, berikut cara
pembuatannya:
Ayat Jurnal Pembalik:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
01-02-01
|
Dana Kas Kecil
Biaya pos, telepon dan telegram
Perlengkapan kantor
Biaya pengangkutan
Biaya pengangkutan
Uang makan
Biaya pos, telepon dan telegram
Perlengkapan kantor
Biaya pengangkutan
Biaya serba-serbi
Biaya serba-serbi
|
1.465.000
|
60.000
96.000
320.000
275.000
150.000
102.000
70.000
262.000
50.000
80.000
|
Setelah ayat jurnal pembalik dibuat,
selanjutnya kita dapat membuat jurnal pengisian kembali kas kecil. Sebagai contoh
pada tanggal 22 Februari 2001 dilakukan pengisian kembali kas kecil, maka kita
tinggal membuat ayat jurnal pengisian kembalinya seperti biasa.
Ayat Jurnal Pengisian Kembali Dana Kas
Kecil:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
02-02-01
|
Biaya pos, telepon dan telegram
Perlengkapan kantor
Biaya pengangkutan
Biaya pengangkutan
Uang makan
Biaya pos, telepon dan telegram
Perlengkapan kantor
Biaya pengangkutan
Biaya serba-serbi
Biaya serba-serbi
Kas
|
60.000
96.000
320.000
275.000
150.000
102.000
70.000
262.000
50.000
80.000
|
1.465.000
|
Saldo
Dana Kas Kecil Terlalu Besar atau Terlalu Kecil
Pemegang dana kas kecil
di perusahaan adalah operator kas kecil yang bertanggungjawab terhadap
operasional penggunaan kas kecil dalam kegiatan pembayaran perusahaan, pemegang
kas kecil bertugas melaporkan setiap penggunaan dan mempertanggung jawabkan.
Dalam praktek pemegang kas kecil kadang-kadang dihadapkan pada jumlah saldo kas
kecil yang terlalu besar dan atau justru terlalu kecil. Untuk itu perlu adanya
penyesuaian jumlah saldo yang dikelola oleh pemegang dana kas kecil agar sesuai
dengan kebutuhan sehari-hari.
Bila
saldo kas kecil terlalu besar
Misalnya saldo dana kas kecil ditetapkan
sebesar Rp. 2.000.000, tapi pemegang kas kecil merasa jumlah kas kecil terlalu
besar sehingga meminta pengurangan saldo kas kecil sebesar Rp. 500.000. berarti
saldo dana kas kecil yang baru menjadi Rp. 1.500.000. maka ayat jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
0x-0x-0x
|
Kas
Dana Kas Kecil
|
500.000
|
500.000
|
Bila
saldo kas kecil terlalu kecil
Misalna saldo dana kas kecil yang sudah
ditetapkan sebesar Rp. 2.000.000 dirasa terlalu kecil maka pemegang kas kecil
meminta penambahan saldo kas kecil sebesar Rp. 1.000.000. Berarti saldo dana
kas kecil yang baru menjadi Rp. 3.000.000. Maka ayat jurnal yang dibuat adalah
sebagai berikut:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
0x-0x-0x
|
Dana Kas Kecil
Kas
|
1.000.000
|
1.000.000
|
REKONSILIASI
BANK
Apabila setiap
penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang (kecuali yang
jumlahnya relatif kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat
dibandingkan dengan laporan bank. Rekonsiliasi laporan bank berguna untuk
mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu
untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum dicatat oleh
perusahaan.
Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank
perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasi adalah catatan perusahaan dan bank,
sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui
perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan ini dilakukan dengan cara debit
rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat laporan
bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit
catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran.
Biasanya laporan bank diterima bulanan
dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas. Rekonsiliasi laporan bank
sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas.
Hal-hal yang menimbulkan perbedaan
antara saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut laporan bank dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Elemen-elemen
yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat
oleh bank.
Contoh:
a. Setoran
yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai
bulan berikutnya (setoran dalam perjalanan/deposit
in transit).
b. Setoran
yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran
bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (setoran dalam
perjalanan/deposit in transit).
c. Uang
tunai yang tidak disetorkan ke bank (cash
on hand).
d. Non Sufficient Check (NSC)
yaitu cek yang tidak cukup dananya untuk diuangkan.
2. Elemen-elemen
yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan.
Contoh:
a. Bunga
yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam
buku perusahaan (jasa giro).
b. Penagihan
wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan
belum mencatatnya.
3. Elemen-elemen
yang sudah dicatat perusahaan sebagai pengeluaran tetapi bank mencatatnya
sebagai pengeluaran.
Contoh:
a. Cek-cek
yang beredar (outstanding cheque)
yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran
kas tetapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum
mencatatnya sebagai pengeluaran.
b. Cek
yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi
ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek tersebut belum merupakan
pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir
periode (cheque on hand).
4. Elemen-elemen
yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh
perusahaan.
Contoh:
a. Cek
dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh
perusahaan.
b. Bunga
yang diperhitungkan atas overdraft
(saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
c. Biaya
jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.
Selain keempat hal di atas, perbedaan
antara saldo kas dengan saldo kas menurut laporan bank dapat terjadi akibat
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam catatan perusahaan maupun catatan bank.
Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank maka kesalahan-kesalahan yang ada
harus dikoreksi.
Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2
macam cara yang berbeda, yaitu:
1. Rekonsiliasi
Saldo Akhir, yang dapat dibuat dalam 2 bentuk:
a. Laporan
rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.
b. Laporan
rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.
2. Rekonsiliasi
saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhirm, yang bisa dibuat dalam 2
bentuk:
a. Laporan
rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)
b. Laporan
rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8
kolom)
Contoh
Pengerjaan Laporan Rekonsiliasi Bank:
Saldo
rekening Bank ALAMO di Buku Besar PT. SANDROS pada tanggal 31 Juli 2006
menunjukkan jumlah Rp. 185.500. Saldo menurut rekening koran pada tanggal
tersebut adalah Rp. 207.000. Setelah dilakukan pemeriksaan, perbedaan itu
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Biaya
administrasi bank untuk bulan Juli 2006 sebesar Rp. 2.800 yang muncul di
rekening koran belum dicatat oleh perusahaan oleh karena nota debitnya belum
sampai.
b. Lima
lembar cek berjumlah Rp. 40.750 yang telah dibayarkan kepada para pemasok (supplier) untuk melunasi utang ternyata
masih belum diuangkan.
c. Cek
yang ditarik oleh PT. SANDRA sebesar Rp. 15.000 telah salah dibukukan oleh bank
ke dalam rekening PT. SANDROS
d. Kiriman
uang dari langganan melalui transfer bank sebesar Rp. 3.950 untuk pelunasan
utangnya belum dicatat dalam pembukuan perusahaan.
e. Cek
nomor SR 5220 sebesar Rp. 70.550 dicatat dalam pembukuan PT. SANDROS dengan
jumlah Rp. 65.150
Diminta:
1. Buatlah
rekonsiliasi bank untuk PT. SANDROS pada tanggal 31 Juli 2006
2. Buatlah
jurnal penyesuaian yang diperlukan.
PT.
SANDROS
Laporan
Rekonsiliasi Bank
31
Juli 2006
Ayat jurnal
penyesuaian dibuat:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-07-06
|
Kas
di Bank
Piutang Dagang
|
3.950
|
3.950
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-07-06
|
Beban
administrasi bank
Kas di Bank
|
2.800
|
2.800
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-07-06
|
Piutang
Dagang
Kas di Bank
|
5.400
|
5.400
|
Kasus 1.1
Dari laporan rekening koran per tanggal
31 Agustus 2006 yang dikirim Bank Bintang Sakti untuk PT. ARISTO menunjukkan
saldo sebesar Rp. 1.550.000,- . Bila dibandingkan dengan saldo kas di bank yang
tercantum di buku besar PT. ARISTO terdapat perbedaan saldo yaitu menunjukkan
jumlah sebesar Rp. 1.035.000,-.
Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata perbedaan saldo tersebut disebabkan karena
transaksi-transaksi berikut:
1. Transfer
(kiriman uang) dari langganan untuk pelunasan utangnya sebesar Rp. 750.000,-
2. Setoran
Dalam Perjalanan (Deposit in Transit)
sebesar Rp. 2.500.000,-
3. Cek
yang ditarik PT. ARISTO sebesar Rp. 815.000,- untuk dicairkan ke Bank Bintang
Sakti sudah dicatat dalam pembukuan perusahaan namun ternyata masih belum
diuangkan ke Bank oleh pegawai PT. ARISTO karena terlambat.
4. Wesel
tagih yang ditagihkan melalui Bank Bintang Sakti telah dapat tertagih dan
dikreditkan dalam rekening PT. ARISTO sebesar Rp. 500.000,-
5. Setoran
dana dari PT. ARISTO ke bank sudah dibukukan sebesar Rp. 1.250.000,- namun
ternyata belum disetorkan oleh petugas perusahaan.
6. Cek
dari pelanggan yang dikliringkan ke Bank sebesar Rp. 825.000,- ternyata kosong
(Non Sufficient Cheque)
7. Bank
telah salah membukukan penarikan dana melalui cek yang ditarik PT. ARSETO pada
rekening PT. ARISTO sebesar Rp. 525.000,-
8. Cek-cek
yang ditarik PT. ARISTO sebagai berikut:
No. 2231 sebesar Rp. 1.500.000,-
No. 2342 sebesar Rp. 750.000,-
No. 2355 sebesar Rp. 125.000,-
No. 2441 sebesar Rp. 125.000,-
No. 2770 sebesar Rp. 500.000,-
N0. 3150 sebesar Rp. 575.000,-
Ternyata belum
diuangkan oleh penerima cek tersebut.
9. Bank
telah mendebit rekening PT. ARISTO untuk beban cetak buku cek sebesar Rp.
100.000,-
10. Bank
mengkredit rekening PT. ARISTO atas pendapatan jasa giro bulan Agustus 2006
sebesar Rp. 250.000,-
11. Beban
administrasi bank sudah dicatat Bank namun belum dicatat PT. ARISTO sebesar Rp.
50.000,-
Dari data diatas anda diminta:
1. Buatlah
laporan rekonsiliasi bank PT. ARISTO pada tanggal 31 Juli 2006 untuk mengetahui
saldo yang benar.
2. Buatlah
jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk mencatat transaksi yang terjadi dalam PT.
ARISTO.
Jawaban Kasus 1.1
PT.
ARISTO
Laporan
Rekonsiliasi Bank
31
Agustus 2006
Ayat jurnal
penyesuaian yang dibuat:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Kas
di Bank
Piutang Dagang
|
750.000
|
750.000
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Kas
di Bank
Kas di Bank
|
500.000
|
500.000
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Kas
di Bank
Pendapatan Jasa Giro
|
250.000
|
250.000
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Piutang
Dagang
Kas
|
825.000
|
825.000
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Beban
Cetak Buku Cek
Kas di Bank
|
100.000
|
100.000
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Beban
Admin Bank
Kas di Bank
|
50.000
|
50.000
|
Kasus 1.2
PT. TERATAI telah menerima rekening
koran di Bank LOTUS per 31 Agustus 2003 yang menunjukkan saldo sebesar Rp.
1.220.000,00. Pada tanggal 1 Agustus 2003 perkiraan bank di buku besar PT.
TERATAI menunjukkan saldo sebesar Rp. 2.303.000,00. Selama bulan Agustus 2003
buku penerimaan kas menunjukkan jumlah Rp. 4.730.000,00, sedangkan buku
pengeluaran kas berjumlah Rp. 6.572.725,00. Data yang berhubungan rekonsiliasi
bank adalah sebagai berikut:
1. Cek-cek
yang beredar:
Nomor
10200 Rp. 400.000,00
Nomor
10208 Rp. 125.000,00
Nomor
10215 Rp. 1.200.000,00
Nomor
10230 Rp. 75.000,00
Rp.
1.800.000,00
2. Telah
dikredit oleh bank, jasa giro bulan Agustus 2003 sebesar Rp. 7.425,00
3. Cek
Nomor 10203 sebesar Rp. 157.000,00 dicatat dalam buku pengeluaran sebesar Rp.
175.000,00. Sedangkan cek nomor 10217 sebesar Rp. 240.000,00 dibukukan sebesar
Rp. 24.000,00. Semuanya untuk pembelian barang dagangan.
4. Setoran
kas sebesar Rp. 925.000,00 pada tanggal 31 Agustus 2003 belum dicatat dalam
rekening koran bank karena kas bank sudah tutup.
5. Bank
telah membebankan biaya administrasi bulan Juli 2003 sebesar Rp. 1.000,00 dan
ongkos buku cek sebesar Rp. 650. Jumlah tersebut belum dibukukan oleh PT.
TERATAI.
6. Bank
telah mengkredit rekening PT. TERATAI atas kiriman uang sebesar Rp. 199.950,00
yang diterima dari pelanggan untuk melunasi hutangnya.
7. Setoran
cek yang diterima dari PT. SEMANGGI sebesar Rp. 120.000,00 pada tanggal 28
Agustus 2003 telah ditolak karena saldo tidak mencukupi.
Diminta:
a. Buatlah
Bank Rekonsiliasi per 31 Agustus 2003 untuk mencocokkan saldo menurut rekening
koran dengan saldo menurut perkiraan bank.
b. Buatlah
jurnal penyesuaian yang diperlukan.
Jawaban Kasus 1.2:
Informasi awal:
Saldo menurut catatan bank Rp. 1.220.000
Saldo menurut catatan perusahaan:
-
Saldo per 1 Agustus
2003 Rp. 2.303.000
-
Penerimaan kas Agustus Rp. 4.730.000
-
Pengeluaran kas Agustus (Rp. 6.575.725)
Saldo menurut catatan perusahaan Rp. 457.275
PT.
TERATAI
Laporan
Rekonsiliasi Bank
31
Agustus 2006
Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat:
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Kas di Bank
Pendapatan Jasa Giro
|
7.425
|
7.425
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Kas di Bank
Utang Dagang
|
18.000
|
18.000
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Kas di Bank
Piutang Dagang
|
199.950
|
199.950
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Piutang Dagang
Kas di Bank
|
216.000
|
216.000
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Beban Admin Bank
Kas di Bank
|
1.000
|
1.000
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Beban Admin Bank
Kas di Bank
|
650
|
650
|
Tanggal
|
Perkiraan
|
Debet
|
Kredit
|
31-08-06
|
Piutang Dagang
Kas di Bank
|
120.000
|
120.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar