Senin, 10 Juli 2017

PIUTANG-PIUTANG DAGANG (Account Receivable)

blog ini dibuat oleh : 
- Dina Pangestu (2016121373)
- Dinda Faradila (2016122256)  
-Ferdi Firdaus (2016120832)
- Gatriel Desi (2016121489)
-Inggrid Ragita (2016121515)
 Pada kesempatan ini kami akan membahas materi tentang piutang-piutang dagang. semoga bermanfaat :)

  

PIUTANG-PIUTANG DAGANG (Account Receivable)
Tujuan mempelajari materi ini:
1.       Mengidentifikasi perbedaan jenis piutang
2.       Menjelaskan pengakuan piutang dagang
3.       Menjelaskan perbedaan dasar dan metode dalam penilaian piutang dagang
4.       Menjelaskan pembuatan jurnal untuk penghapusan piutang dagang dan kerugian piutang
5.       Menghitung besarnya kerugian piutang
6.       Membuat analisis umur piutang
 

PIUTANG MENURUT SUMBER ATAU ASAL TERJADINYA DIBEDAKAN MENJADI:
1.       Piutang Dagang, yaitu tagihan-tagihan yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa.
2.       Piutang Bukan Dagang, yaitu tagihan-tagihan yang timbul dari transaksi selain penjualan
3.       Piutang Pendapatan, yaitu pendapatan yang sudah terjadi tetapi belum diterima (accrued receivable)

PENGAKUAN PIUTANG DAGANG
Piutang dagang diakui/dicatat pada saat:
a.       Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya penjualan kredit
b.      Terjadinya retur dan potongan penjualan
c.       Adanya pelunasan

Misal :
PT. ABC pada tanggal 14 januari 2013 menjual barang dagang kepada PT. Sentosa seharga seharga Rp. 20.000.000 dengan termin 2/10,n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT. ABC. Bila dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar Rp. 1.000.000. Pada tanggal 24 PT. ABC menerima pelunasan dari PT. Sentosa  sebesar saldo tagihannya.
 Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
 Januari 14    Piutang Dagang .................................  Rp. 20.000.000
                                                   Penjualan....................................................... Rp.20.000.000                (untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)
                                Januari 16     Retur penjualan.................................. Rp. 1.000.000
                                                                  Piutang Dagang............................................... Rp. 1.000.000
                                                         (untuk mencatat adanya retur penjualan)
                                Januari 24     kas      ................................................. Rp. 18.620.000
                                                         Potongan penjualan ........................... Rp.        380.000
                                                              Piutang Dagang................................................. Rp. 19.000.000
                                                         (untuk mencatat adanya pelunasan piutang)

                                Penilaian Piutang Dagang
                                Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia :
                “piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebebsar nilai kas (netto)yang bisa direalisasikan yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima.”
Kerugian Piutang
Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena menarik bagi calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat di sisi lain penjualan kredit sering juga mendatangkan kerugian ketika debitur tidak mampu atau tidak mau membayar kewajibannya.
Dalam akuntansi, kerugian biasa disebut dengan kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih, dan biaya piutang ragu-ragu.
Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode :
1.       Metode Cadangan (allowance)
Dalam metode ini hal penting yang harus diperhatikan adalah :
1.       Kerugian piutang tak dapat tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan (matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan.
2.       Jumlah piutang yang ditaksir tidak dapat diterima, dicatat dengan mendebet Rekening Kerugian Piutang dan mengkredit Rekening Cadangan kerugian Piutang.
3.       Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet Rekening Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit Rekening Piutang Dagang pada saat dihapus dari pembukaan.

Contoh penerapan metode cadangan :
-          PT. Sinar Abadi pada tahun 2005 melakukan penjualan kredit sebesar Rp. 20.000.000,00
-          Piutang yang belum dapat ditagih sampai dengan 31 Desember sebesar Rp. 2.000.000,00
-          Manajer kredit mengestimasikan bahwa piutang yang belum tertagih tersebut, diantaranya sebesar Rp. 100.000,00 tidak mungkin tertagih.
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat taksiran kerugian piutang adalah :
Des 31     Kerugian Piutang ......................... Rp. 100.000,00
                            Cadangan Kerugian Piutang.......................... Rp. 100.000,00
                  (untuk mencatat taksiran kerugian piutang)

Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai  biaya opersional. Rekening Cadangan Kerugian Piutang adalah suatu rekening kontra (lawan) aktiva yang menggambarkan bagian dari tagihan kotor terhadap konsumen yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih di masa yang akan datang.
Piutang Dagang.........................................Rp. 2.000.000,00
Kurangi : Cadangan Kerugian Piutang....(Rp.    100.000,00)
                                                                   Rp. 1.900.000,00

 
Rekening ini pada akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada kelompok aktiva lancar sebagai pengurang terhadap rekening piutang dagang.

 



Jumlah Rp. 2.900.000,00 menggambarkan taksiran nilai kas bersih yang bisa direalisasi dari piutang dagang (nilai tunai piutang dagang) yang dilaporkan pada tanggal neraca.

2.       Metode Penghapusan Langsung
Contoh :
-          Bagian Penagihan PT. Sinar Abadi pada tanggal 1 Mei 2005 memberikan persetujuan bahwa piutang pada PT. Taurus sebesar Rp. 50.000,00 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya.
Jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tersebut adalah sebagai berikut :

Mei  1   Cadangan Kerugian Piutang ..................................... Rp. 50.000,00
                        Piutang Dagang                                                          Rp. 50.000,00
                (penghapusan piutang kepada PT. Taurus)



Setelah jurnal di atas dibukukan dalam buku besar maka rekening yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut :
Piutang Dagang
1/1/2005 Saldo             Rp. 2.000.000,00
 1/5/2005                        Rp. 50.000,00
                             
Cadangan Kerugian Piutang
1/5/2005                      Rp. 50.000,00
1/1/2000                        Rp. 100.000,00

Penghapusan piutang akan mengurangi rekening piutang dagang maupun rekening cadangan kerugian piutang, tetapi nilai tunai yang dapat direalisasikan dari piutang tetap seperti sebagai berikut :
                                                   sebelum penghapusan       setelah penghapusan
Piutang Dagang                           Rp. 2.000.000,00                    Rp.1.950.000,00
Cadangan Kerugian Piutang       (Rp.    100.000,00)             (Rp.     50.000,00)
Nilai tunai piutang                    Rp. 1.900.000,00               Rp. 1.900.000,00


                                                                                                                                 


Penerimaan Kembali Piutang Yang Telah Dihapus
Bila terjadi penerimaan kembali piutang yang telah dihapus, maka perusahaan harus membuat dua jurnal yaitu :
1.       Ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang.
2.       Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus.

Contoh :
Jika PT. Taurus membayar kewajibannya kepada PT. Sinar Abadi pada tanggal 1 juli (rekening piutang kepada PT. Taurus telah dihapus dalam pembukuan PT. Sinar Abadi), maka jurnal yang dibuat PT. Sinar Abadi sebagai berikut :

Juli         1       Piutang Dagang                          ........ Rp. 50.000,00
                                      Cadangan Kerugian Piutang ..............Rp. 50.000,00
                         (untuk mencatat balik piutang pada PT. Taurus yang telah dihapus)

Jumlah kerugian yang diderita, dan piutang akan dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya. Dan pelaporan biaya (kerugian) tidak pada periode yang sama dengan periode penjualannya.
Alasan tersebut mendasari bahwa metode penghapusan langsung tidak diakui dalam pelaporan keuangan.

               


CONTOH KASUS 


Dalam buku besar PT. GUNUNG SELATAN per 31 Desember 2004, akun piutang dagang menunjukan saldo Rp. 152.500.000,00 dan akun penyisihan kerugian piutang kredit sebesar Rp. 1.250.000,00. Menurut catatan saldo piutang dagang tersebut terdiri atas :
Piutang yang telah lewat jatuh tempo berjumlah              Rp. 57.500.000,00
Daftar piutang yang telah lewat tanggal jatuh tempo, sebagai berikut :
No.
Nama Debitur
Jumlah
Tanggal Jatuh Tempo
1.
Afrina & Co
Rp. 8.000.000,00
10 November 2004
2.
Toko MAWAR
Rp. 6.000.000,00
15 Desember 2004
3.
UD. SETIA JAYA
Rp. 7.500.000,00
5 Oktober 2004
4.
PD. MERCURI
Rp. 12.000.000,00
10 Desember 2004
5.
Toko PURNAMA
Rp. 4.000.000,00
4 September 2004
6.
PD. ANEKA
Rp. 5.000.000,00
25 Oktober 2004
7.
Toko SAHABAT
Rp. 6.000.000,00
5 Desember 2004
8.
Toko PURBASARI
Rp. 9.000.000,00
9 Desember 2004




JUMLAH
Rp. 57.500.000,00


PT. GUNUNG SELATAN menetapkan presentase taksiran kerugian piutang sebagai berikut :
Umur Piutang
% keugian
Lewat jatuh tempo 1-30 hari
5%
Lewat jatuh tempo 31-60 hari
10%
Lewat jatuh tempo 61-90 hari
20%
Lewat jatuh tempo  91-180 hari
30%

Diminta                :
1. Buatlah analisis piutang !
2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan tanggal 31 Desember 2004 !




Jawab    :
PT. GUNUNG SELATAN
DAFTAR UMUR PIUTANG
31 Desember 2004

No. Rek
Nama Debitur
Jumlah Piutang
Tgl Jatuh Tempo
Menunggak
1-30 hari
31-60 hari
61-90 hari
91-180 hari
1.
Afrina & Co
Rp. 8.000.000,00
10 November 2004

Rp. 8.000.000,00


2.
Toko MAWAR
Rp. 6.000.000,00
15 Desember 2004
Rp. 6.000.000,00



3.
UD. SETIA JAYA
Rp. 7.500.000,00
5 Oktober 2004


Rp. 7.500.000,00

4.
PD. MERCURI
Rp. 12.000.000,00
10 Desember 2004
Rp. 12.000.000,00



5.
Toko PURNAMA
Rp. 4.000.000,00
4 September 2004



Rp. 4.000.000,00
6.
PD. ANEKA
Rp. 5.000.000,00
25 Oktober 2004


Rp. 5.000.000,00

7.
Toko SAHABAT
Rp. 6.000.000,00
5 Desember 2004
Rp. 6.000.000,00



8.
Toko PURBASARI
Rp. 9.000.000,00
9 Desember 2004
Rp. 9.000.000,00




Rp. 57.500.000,00

Rp. 33.000.000,00
Rp. 8.000.000,00
Rp. 12.500.00,00
Rp. 4.000.000,00

Umur Piutang
% Kerugian
Jml Piutang
Kerugian Piutang

1-30 hari
5%
Rp. 33.000.000,00
Rp. 1.650.000,00

31-60 hari
10%
Rp. 8.000.000,00
Rp. 800.000,00

61-90 hari
20%
Rp. 12.500.00,00
Rp. 2.500.000,00

91-180 hari
30%
Rp. 4.000.000,00
Rp. 1.200.000,00


Rp. 57.500.000,00
Rp.6.150.000,00

Jurnal Penyesuaian         :
Beban Kerugian Piutang                                                Rp.6.150.000,00
                                Cadangan Kerugian Piutang                                         Rp.6.150.000,00

1 komentar:

AKTIVA TETAP – Berwujud

blog ini dibuat oleh: ·          Dina Pangestu                     (2016121373) ·          Dinda Faradila                    (2016...